The Book Of Eli: Dia Lelaki Ilham dari Surga

Langit teramat kelam. Bumi luluh lantak. Seorang lelaki, berkaca mata hitam dengan tas punggung dan leher dikalungi surban, terus berjalan. Dia tampan meskipun penuh luka. Dia seperti lelaki ilham dari surga.
Denzel Washington dalam The Book of Eli seperti gambaran 'Lelaki Ilham dari Surga' yang dinyanyikan Ebiet G Ade.
The Boof of Eli bercerita tentang keadaan dunia sehabis perang yang telah meninggalkan esensi penting dalam kehidupan yaitu agama dan kepercayaan. Manusia yang tersisa itu hidup seenaknya, merampok, memperkosa, merebut barang milik orang lain. Pada masa ini diceritakan juga bahwa makanan dan minuman menjadi barang yang amat langka, semua diakibatkan karena tanah yang tandus dan kering. Kehidupan menjadi sangat tidak layak, untuk mandi pun mereka sulit. Bahkan shampoo yang sekarang kita anggap tidak terlalu penting saja menjadi barang yang luar biasa penting pada masa itu.

Setelah sebuah perang yang membuat bumi menjadi dunia tandus tanpa hukum, seorang pejuang tunggal bernama Eli (Denzel Washington) harus bertarung melintasi Amerika demi melindungi sebuah buku suci yang merupakan kunci keselamatan umat manusia. Didorong oleh keyakinannya bahwa ada sesuatu yang lebih besar daripada dirinya, Eli harus terus berjalan untuk menyelamatkan keberadaban manusia yang telah porak-poranda. Hanya satu orang lain yang memahami besarnya kekuasaan di tangan Eli, dan bertekad untuk merampasnya untuk dirinya sendiri: Carnegie (Gary Oldman).

wah, another post-apocalyptic movie. tapi harus saya akui, cerita yang satu ini sangat menarik dan cukup orisinil. siapa yang sangka, akan ada satu buku yang menjadi paling dicari-cari dan diperebutkan oleh umat manusia setelah kehancuran peradaban manusia pasca-perang besar di bumi... bagi kebanyakan penonton film ini, saya bisa duga mereka pasti berpikir, "kenapa bisa sampai ada orang-orang yang mati-matian mempertahankan buku itu? sebegitu besarkah pengaruh buku itu terhadap manusia??" dan jawaban saya, justru cerita itu sangat sangat masuk akal. ketika peradaban manusia hancur dan tidak ada lagi pemerintah dan hukum yang mengatur hidup manusia, setiap individu yang hidup menjadi tidak memiliki tujuan hidup. hal yang dominan bagi setiap individu hanyalah bertahan hidup dengan air, makanan, dan tempat tinggal. dengan dunia yang hancur lebur, manusia kehilangan harapan dan tujuan hidup. dengan masyarakat yang hanya hidup dengan kebutuhan dasar, mereka akan mudah percaya dan mengikuti seseorang yang dapat menyediakan kebutuhan dasar mereka, terlebih lagi yang memberikan harapan dan tujuan hidup; spiritualitas.

kita bisa lihat dalam film ini bahwa kehidupan manusia yang hancur lebur karena perang, seperti kembali ke jaman purba, dimana uang menjadi langka dan perdagangan kembali ke era barter atau pertukaran barang. kita tentu ingat bagaimana nenek moyang kita yang begitu mudah percaya bahwa ada sesuatu yang lebih besar daripada mereka yang mengatur alam semesta; hujan, badai, petir, angin ribut, gempa bumi, dll. pemahaman (dan kehausan) manusia akan sesuatu yang lebih besar dan lebih kuat ini akan sangat dipuaskan jika ada seseorang atau sesuatu yang menyediakan (atau menuliskan) secara konkret tentang spiritualitas ini. dan inilah sebabnya, 'buku suci' ini menjadi senjata yang sangat kuat untuk mempengaruhi masyarakat, menurut penuturan Carnegie, si tokoh antagonis dalam film ini.

dan menurut saya, film ini bukan film tentang Christianity. saya rasa, 'buku suci' ini pun bisa diganti dengan 'buku suci' manapun. menurut saya, karena yang utama adalah bukan jenis bukunya, tapi tentang spiritualitas itu sendiri, bahwa ternyata kebutuhan primer manusia tidak hanya pangan, sandang, dan papan tetapi juga pemahaman akan sesuatu yang lebih besar dan lebih kuat daripada mereka.

selain sarat dengan makna, film ini juga engga lepas dari adegan action yang ada. utnuk para action-junkie, anda akan dipuaskan dengan adegan tembak-menembak yang cukup brilian. tidak hanya pertarungan dengan pistol dan senapan, tapi anda juga akan disuguhkan dengan kemampuan bela diri dari Washington sendiri, yang konon tidak menggunakan pemeran pengganti untuk setiap adegan bela diri.

mengenai karakter Eli, Washington berhasil menyuguhkan sebuah karakter jagoan pengelana yang tidak hanya jago bertarung dan menembak, tetapi juga sangat manusiawi dan cenderung bijak. mungkin sekilas jika kita melihat karakter Eli, kita akan ingat karakter Robert Neville (Will Smith) dalam I Am Legend. tapi menurut saya, Washington berhasil menghidupkan karakter Eli dengan sangat brilian, dan tetap dengan ciri khas Washington sendiri.

segi teknis, film ini cukup brilian dalam menggambarkan kondisi dunia pasca-kehancuran. dengan score-score yang simpel namun sangat mendukung suasana kering dan sepi. gue cukup terpukau dengan sinematografi yang digunakan dalam film ini, terutama pada adegan klimaks tembak menembak antara Eli dengan para penjahat.

bagi yang suka dengan film ini, pasti akan tergelitik untuk menonton film ini sekali lagi hanya untuk mengecek fakta penting yang baru terungkap di detik terakhir film.









      
Pemain     : Denzel Washington
                  Gary Oldman
                  Mila Kunis
                  Ray Stevenson
                  Jennifer Beals
                  Frances De La Tour
                  Michael Gambon
Sutradara : Albert dan Allen Hughes
Penulis     : Gary Whitta
Produksi  : Columbia Pictures
Tagline     : Some will kill to have it. He will kill to protect it.
                 dELIver us
                 rELIgion is power
                 bELIeve in hope

did you know?

- The Book Of Eli adalah film dari Hughes Brothers terbaru setelah film terakhirnya yang berjudul From Hell pada 2001 silam.
- Daerah yang digunakan dalam syuting film ini, (di beberapa daerah di New Mexico), memiliki kondisi cuaca tidak menentu. Dust storm dengan kecepatan 65 mil per jam dapat menyerang tiba-tiba menyerang para kru yang bekerja.

- Untuk ukuran film yang bergenre action, film ini menggunakan banyak visual effect. Tidak hanya itu, beberapa adegan juga dilakukan di depan green screen. Misalnya seperti jalan yang terdapat di kota dalam film ini. Jalan tersebut hanya sebuah efek komputer yang dibuat di dalam studio.

- The Book of Eli juga dibuatkan versi komiknya dan pernah di pamerkan pada Comic-Con 2009.

- Hutan leafless yang ada di The Book of Eli hanya merupakan hasil rekayasa sang production designer, Gae Buckley. Hutan ini sepenuhnya dibuat di dalam studio dengan kerjasama National Forest Service di New Mexico.








 

Green Zone

Sebuah film perang lagi setelah sebelumnya kita baru saja disuguhi oleh film dengan tema perang Irak, kini datang lagi sebuah film perang yang disutradarai oleh Paul Greengrass. Kalau melihat dari tema film yang identik dengan action bertempo cepat, wajar bahwa cara pengambilan gambarnya dengan handtaking. Tapi menurut saya ini merupakan ide yang tidak terlalu baik, karena membuat film menjadi sulit disimak dengan baik, apalagi buat para penonton yang duduk di dekat layar. Sebuah tema cerita yang mengangkat suatu konspirasi asal usul perang irak. Of course you can believe it or not. Tidak ketinggalan di film ini dihadirkan Saddam Hussein, sang tokoh legendaris Irak. Jalan ceritanya sendiri just flow, cukup menarik untuk para penggemar film perang. Menarik bisa melihat ada apa di balik perang irak, dan beberapa hal terkait konspirasi yang dilakukan Amerika atas perang yang terjadi di Irak. Tentu kita tidak tahu kebenaran yang sebetulnya, ini hanyalah sebuah film, anda boleh menilai sendiri.

Selama pendudukan Amerika di Baghdad tahun 2003, Kepala Perwira Roy Miller (Matt Damon) dan tim inspektur Angkatan Darat dikirim untuk menemukan senjata pemusnah massal yang diyakini disimpan di padang pasir Irak. Melacak situs bom berbahaya, para perwira ini mencari agen kimia berbahaya namun tersandung pada hambatan yang dapat membatalkan misi mereka. Dipusingkan oleh jadwal operasi yang dipercepat, Miller harus memburu agen tersebut melalui intelijen rahasia dan tersembunyi untuk mendapatkan jawaban yang jelas tentang kejahatan perang di wilayah yang tidak stabil. Dan saat keadaan makin memanas, Miller menemukan senjata yang paling sulit dipahami dari semuanya yaitu kebenaran.



Pemain   :  Matt Damon
                Yigal Naor
                 Khalid Abdalla  
                 Brendan Gleeson
                 Amy Ryan
                 Greg Kinnear
Sutradara : Paul Greengrass
Penulis     : Brian Helgeland (written by)

                 Rajiv Chandrasekaran (book) 
Studio     : Universal Pictures

Clash of the Titans

Lebih dari sekedar nostalgia, Clash of the Titans versi 2010 ini adalah re-interpretasi dari film ground-breaking tahun 1981 lalu. Memiliki jalan cerita yang sedikit berbeda dari film aslinya, film ini akan mengisahkan kehidupan manusia setengah dewa, Perseus, dalam upayanya memenuhi suratan takdirnya sebagai Dewa, membalas dendam atas kematian keluarganya pada Hades, sembari mencegah peperangan antar Dewa yang bisa berakibat buruk pada manusia.

Hampir 30 tahun sejak film aslinya dirilis, Clash of the Titans tetap dianggap cult classic oleh banyak orang, berkat teknik stop motion yang mencengangkan waktu itu. Dinilai secara objektif memiliki minus dari sisi storytelling, pihak pembuatnya kini menyempurnakan basic kisahnya menjadi sebuah sajian spektakuler yang melebihi label flat out entertainment. Sutradara Louis Leterrier yang cukup sukses dengan The Incredible Hulk, kini membuat sebuah versi baru yang lebih action oriented, disertai elemen-elemen kisah baru yang jauh lebih menarik, serta tentunya, efek khusus yang amat luar biasa. Mengambil segala aspek positif dari film macam 300 dan Troy, Leterrier diyakini mampu menghidupkan kembali dunia mitologi Yunani ke era modern dengan stylish dan kualitas yang bisa memenuhi pengharapan besar semua orang. Apalagi deretan cast termasuk Sam Worthington yang on fire serta Liam Neeson sebagai Zeus, dipastikan sanggup mengangkat film yang membuat siapapun tercengang melihat trailernya.

Jadwal rilis di tanggalan padat, berkemungkinan mengikis raupan dollarnya. Ini juga ujian pertama Worthington sebagai action hero setelah sebelumnya tampil menjadi pemeran pendukung dan mengenakan CGI suit berwarna biru. Review dan komentar-komentar positif para penonton pertama, harus dihembuskan secara kencang agar perolehan hasilnya tetap konstan dari minggu ke minggu.

Belajar dari pengalaman, Leterrier hanya akan menggunakan CGI pada bagian-bagian tertentu saja, seperti penggambaran sosok mistis Medusa dan kalajengking raksasa, dan mengandalkan jualan utamanya pada action dan jalinan kisah yang menarik untuk di ikuti. Musik rock sebagai pengantar adegan aksi, konon mulanya hanya akan digunakan pada sesi promo saja. Namun melihat antusiasme luar biasa saat menyaksikan trailer-nya yang diiringi tembang milik kelompok metal The Used, hentakan drum dan sayatan efek gitar gahar bisa jadi bakal mengisi keseluruhan filmnya kelak.




Pemain : Sam Worthington
             Alexa Davalos
             Danny Huston
             Pete Postelthwai
             Ralph Fiennes
             Liam Neeson
Sutradara : Louis Leterrier
Penulis     : Travis Beacham
                 Phil Hay
                 Matt Manfredi
Produksi : Warner Bros. Pictures
US Box Office Prediction : $150-175juta

Robert Pattinson : Edward Cullen atau Kurt Cobain?

Sempat beredar rumor bahwa Robert Pattinson, vampir yang paling menarik hati wanita saat ini, akan bermain menjadi Kurt Cobain di sebuah film biografi tentang ‘father of grunge’ ini. Rumor ini bermula ketika tabloid Inggris, The Sun, memberitakan bahwa Courtney Love menunjuk Robert Pattinson untuk memerankan suaminya. Sedangkan manajer Courtney Love pun meragukan Love tahu siapa Robert Pattinson itu.


Terlepas dari isu mengenai Robert Pattinson ini, film biografi Kurt Cobain memang sedang dipersiapkan dan berada dalam tahap awal produksi. Film ini menggambarkan kisah grup music Nirvana yang berasal dari Seattle, Amerika Serikat, yang telah mengangkat genre grunge sampai akhirnya grup musik tersebut bubar karena Kurt Cobain tewas bunuh diri di tahun 1994.

Dalam berita yang dilansir oleh aceshowbiz.com, film yang berjudul Heavier than Heaven, bukan berjudul All Apologies seperti yang ditulis The Sun, rencananya akan diproduksi oleh Universal Pictures. Mereka juga menyebutkan bahwa isu mengenai keinginan Love agar Scarlett Johansson berperan sebagai dirinya bisa jadi bukan sekedar isu. “Love suka dengan karakter Scarlett Johansson sebagai artis dan sebagai manusia biasa, jadi bukan sebuah kejutan jika akhirnya Johansson berperan sebagai Love di film ini,” ujar Jonathan Daniel, manajer Courtney Love, menjelaskan.

Untuk Robert Pattinson sendiri, vampir yang baru-baru ini berperan sebagai lelaki depresif di film Remember Me sedang sibuk mempersiapkan film Twilight Saga yang akan keluar di tahun ini. Jadi jangan sedih, kita tetap dapat melihat aksinya kembali sebagai Edward Cullen.